Lanjut ke konten

Obat Anti Diare

April 9, 2010

Pemilihan obat yang tepat untuk diare tergantung pemeriksaan fisik yang teliti. Pengobatan yang spesifik harus diberikan untuk disentri amoeba dan basiler. Dehidrasi harus dicegah atau diatasi dengan memberikan cairan elektrolit. Antibiotik umumnya tidak diberikan kecuali infeksi oleh V. cholera, S. typhi, S. shigae, S. flexneri atau ada tanda penyebaran sistemik misal demam.

Pengobatan simtomatik dengan opiat atau loperamid bermanfaat untuk mengurangi hebatnya diare. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa obat-obat ini dapat menimbulkan efek samping seperti distensi abdominal, dll.

Obat antimotilitas secara luas digunakan sebagai simtomatis pada diare akut ringan sampai sedang. Opioid seperti morfin, difenoksilat, dan kodein menstimulasi aktivasi reseptor µ pada neuron mienterikus dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan konduktansi kaliumnya. Hal tersebut menghambat pelepasan asetilkolin dari pleksus mienterikus dan menurunkan motilitas usus.
Loperamid adalah opioid yang paling tepat untuk efek local pada usus karena tidak menembus ke dalam otak. Oleh karena itu, loperamid hanya mempunyai sedikit efek sentral dan tidak mungkin menyebabkan ketergantungan.

Terapi Rehidrasi. Larutan oral yang mengandung elektrolit dan glukosa diberikan untuk mengoreksi dehidrasi berat yang dapat diakibatkan oleh infeksi akibat organisme toksigenik. Terapi ini lebih penting daripada terapi dengan obat, terutama pada bayi dan pada diare karena infeksi

Antibiotik. Berguna hanya untuk infeksi tertentu, misalnya kolera dan disentri basiler berat, yang diterapi dengan tetrasiklin (antibiotic spectrum luas) . Kuinolon, tampaknya efektif melawan patogen diare yang paling penting.

Referensi
Neal M. J., 2005. At A Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Jakarta : EGC
Infomatorium Obat-Obat Generik

2 Komentar leave one →
  1. Ellaosacchara permalink
    September 24, 2010 10:23 am

    thanks iaaa …

Tinggalkan komentar